Source Img: Tribunnews |
Asa Dan Pesan Purnama
Ini aku, Penggemar sajak dan senja
Penyuka malam dan purnama
Kesekian kali lidahku kelu,kaku
Tak kuasa ku menahan sembilu
Hingga terserat di lembaran biru
Rentetan lukisan tinta terulang-ulang
Menoreh luka hati yang lebam
Ah aku,
Selalu berpijak pada asa yang tak pernah pulang
Ah entah
Gemuruh dalam dada tak dapat di tata
Saat kesemua jelas terasa,bahagia
Lalu lamat-lamat tinggalkan luka
Luka yang menerkan tajam
Sangat tajam,hingga bibir hanya mampu bungkam
Lalu aku menghibur diri dalam kesunyian
Kesunyian yang selalu aku rindukan bersama malam
Desing kendaraan di tengah jalan pemecah keheningan
Suara burung hantu penambah roman kesunyian
Desir sejuk angin malam,menggoyangkan dedaunan perlahan-lahan
berkelok,terayun,membawa melodi indah yang tak nampak
Sesekali satu dua ranting bergetar
Laksana para petapa yang khusyuk diperaduan doa
Dianatara para insan yang mati sementara,rehat dari kesibukan dunia
dunia penuh fana
Di sana,nampak jelas semburat cahaya purnama yang teduh
Melewati celah ranting yang mulai rapuh
Menghantar pesan pada jiwa yang berdosa penuh
Temankan mata terjaga sampai subuh
Saat kidung subuh mulai berkumandang
Ada hela nafas yang sangat panjang
Beriring hawa sejuk menelusur kerongkongan
Disitulah datang kasih Tuhan
Membawa ketenangan
Saat kita sadar
Dan kembali pada pencipta alam
Sejatinya
Oleh : Tim Redaksi (Iin Nur Ch)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar