Kompasiana.com |
Perjalanan Cinta
Aku pernah begitu patah untuk segala hal tentang jatuh cinta.
Namun, untuk setiap kali perjalanannya aku berusaha sebaik-baiknya.
Dalam mencintai, dalam merindukan, atau dalam bertahan dari godaan.
Jangan ragukan soal itu padaku.
Aku cukup mampu untuk melakukannya.
Begitupun padamu,
Seseorang yang diam-diam namanya kusebut dalam doa.
Seseorang yang diam-diam namanya kutanyakan pada Tuhan.
Aku tak akan memaksamu untuk menerimaku sebagai pengganti, atau untuk mengisi kekosongan hati.
Semua kuserahkan atas keputusanmu dan keputusan-Nya.
Aku cukup paham dengan segala keadaan.
Baik dengan apa yang aku alami atau yang kau alami.
Sebelum akhirnya kita kenal lalu saling bertanya kabar.
Untuk masing-masing hati memang punya ceritanya sendiri.
Ada yang hanya sebatas mampir,
ada yang hanya sekedar hampir,
ada yang ternyata berhenti lalu pergi lagi,
ada yang hanya berniat untuk menyakiti, dan ada juga yang telah usai bahkan belum sempat untuk dimulai.
Namun jika yang hadir terakhir adalah sebagai yang terbaik.
Tak masalah bagiku menunggu sedikit lebih lama lagi.
Dan jika aku boleh meminta, aku rasa akan lebih baik jika kau yang datang di akhir critaku nanti.
Sungguh aku berharap itu kau.
Walaupun kau bukan yang pertama.
Aku berharap kau bisa menjadi yang terakhir.
Oleh: Team Redaksi (Almz)
Puisinya bagus, memang benar setiap perjalanan hidup seseorang dalam bercinta itu berbeda-beda, dan semoga kita dapat mengambil hikmah dari puisinya
BalasHapus