Sayap harap dan sayap takut
source image : pinterest.comRasa harap dan rasa takut adalah dua kendaraan yang dengan keduanya setiap kesulitan dan rintangan di jalan-jalan menuju akhirat dapat terlalui. Tidaklah menuntun pada kedekatan dengan sang maha kuasa kecuali adanya ikatan rasa harap. Tidaklah terhalau orang-orang dari neraka, kecuali adanya pecutan rasa takut.
Penjelasan rasa harap.
Para pemilik hati tentu sudah memahami bahwa dunia ini bagaikan ladang akhirat, hati di ibaratkan seperti tanah, dan iman layaknya benih yang tertanam didalam tanah. Hati yang berlumur dengan kenikmatan dunia tak ubahnya seperti tanah yang tandus, tak bisa ditumbuhi tanaman. Hari akhir kelak adalah hari panen. Setiap orang akan menuai apa yang sudah ia tanam, serta tanaman tidak akan bisa tumbuh tanpa benih iman. Oleh sebab itu rasa harap seseorang terhadap ampunan dari Allah di analogikan dengan rasa harap seseorang pemilik tanaman.
Setiap orang yang mencari tanah yang subur, menebar benih dengan baik di tanah itu, kemudian memberi segala kebutuhan benih itu seperti menyirami dengan air, membersihkan dari rumput-rumput liar atau segala sesuatu yang dapat merusak dan menghalangi pertumbuhan, kemudian duduk seraya menantikan karunia Allah seperti terhindarkan dari sambaran petir dan berbagai penyakit yang dapat merusak tanamannya, sampai tanaman itu akhirnya mencapai puncak pertumbuhan, maka penantiannya itu disebut sebagai sebuah harapan. Ketika ia menebar benih di tanah yang keras lagi tandus, tidak menyirami benih itu dengan air, tidak memperdulikan terhadap perawatan benih tersebut, kemudian menanti panen dari benih tersebut, maka penantiannya itu disebut dengan kedunguan dan ketertipuan. Jika ia menanam benih di tanah yang subur, namun tidak disirami air dan hanya menunggu air hujan ketika hujan tidak turun, meskipun tidak mustahil akan turun, maka penantiannya itu disebut sebagai angan-angan, bukan harapan.
Dengan demikian yang benar disebut sebgai harapan adalah ketika menantikan sesuatu yang diiginkan namun juga disertakan dengan ikhtiar semaksimal mungkin dan yang tersisa hanyalah apa yanng memang diluar kuasa seorang hamba, yaitu karunia Allah ta’ala.
Penjelasan rasa takut.
Takut adalah sebuah ungkapan mengenai pedihnya hati karena menduga-duga akan terjadi sesuatu yang tidak disukai pada masa yang akan datang. Pengetahuan mengenai sebab-sebab dari sesuatu yang tidak disukai itulah yang memicu kepedihan hati.
Orang yang paling takut diantara sesama manusia terhadap Tuhan mereka adalah mereka yang paling mengenal Tuhannya dan dirinya. Allah swt berfirman : “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah para ulama” (Q.S Fatir :28). Kemudian apabila ma’rifat telah sempurna, akan menghasilkan rasa akut dan terbakarnya hati, dan akan menjalar ke badan dan seluruh anggota badan.
Pengaruhnya pada badan adalah kekeringan dan tangisan. Sedangkan pengaruh pada seluruh anggota badan ialah tertahannya seluruh anggota badan untuk tidak melakukan apa yang dilarang oleh Allah dan akan mempersiapkan masa yang akan datang. Adapun pengaurh pada sifat yaitu seperti sikap mampu mengendalikan syahwat. Berbagai kemaksiatan yang sebelumnya disukai berubah menjadi dibenci.
Obat menarik rasa takut.
Ketahuilan bahwa barangsiapa terhalang oleh kekurangan diri untuk naik ke tingkatan yang lebih tinggi, jalan baginya adalah mengobati diri dan melatih jiwa dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wajala seperti perbanyak membaca Al-Quran, memperbaiki sholat, dan mendengarkan nasihat nasihat yang menjadi jalan kebaikan baginya. Hendaklah juga ia memperhatikan keadaan orang-orang yang memiliki rasa takut dan mendapat ma’rifat. Tentu tidak diragukan lagi bahwa mengikuti mereka menjadi lebih utama, karena mereka adalah para nabi, para wali, dan para ulama.
Oleh : Tim redaksi (Nadiya)
Sumber : saripati Ihya Ulumiddin Imam Al Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar