Ilustrasi (Kompasiana) |
MENYETUBUHI PUISI
Lewat hembusan angin sebuah pesan terbaca
"Hai tuan, mari kita nikmati bersama"
Satu bait kalimat pencipta suasana,
Ketika sepasang mata maya ingin bercinta.
Desah nafas terdengar berat.
Beriring seirama dengan bunyi ranjang puisi yang rontak.
Menandakan perang kenikmatan tengah dimulai.
Demi terlahirnya anak-anak sajak yang pemberani.
"Buka jubahmu tuan, cumbui aku
lembut mesra menyulam kata nafsu
jemari nakal mulai memainkan pena.
Menggerangi setiap inci tubuh kekata
pertanda sebuah titik klimaks ingin dicapainya".
Bercintalah sepuasmu!
Teriak tinta yang asik menyaksikan peraduan itu.
Dengan indah sepasang tangan saling menari di atas sulaman kanfas sutra,
dan akhirnya,
keluarlah sperma aksara
yang tertumpah ruang tanpa titik cela.
Kepuasan bercinta dengan kekata
Adalah ketika,
sebuah imajinasi lahir tanpa disertai tanda jeda.
Oleh : Tim Redaksi (AA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar