Bacalah Ini Ketika Kamu Gagal - Klik Media 9

Breaking

Sabtu, 21 November 2020

Bacalah Ini Ketika Kamu Gagal

Bacalah Ini Ketika Kamu Gagal

Source image: pixabay


Seluruh makhluk berhajat kepada allah dan membutuhkan apa yang ada disisi-Nya, sedang Allah Maha kaya tidak memerlukan mereka. Allah SWT telah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk berdoa.

 Allah swt berfirman:

 Ø§ دعوني استجب لكم ا Ù† الذين يستكبر ون عبا دتي سيد خلون جهنم داخرين

“Berdoa lah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina Dina” (QS. Al-Mu'min:60) 

maksudnya dari ayat diatas adalah  berdoalah kepada-Ku. 

 Nabi SAW. Bersabda: 

من لم يسا Ù„ الله يغضب عليه  

“siapa tidak memohon kepada Allah , maka Allah akan marah kepadanya.” (H.R Ibnu Majah)


Do’a mempunyai kedudukan yang agung disisi Allah swt. Ia merupakan amalan yang paling mulia menurut Allah, serta dapat menolak takdir. Orang yang berdoa akan diberi salah satu dari hal -hal yang disebutkan rasulullah saw. Beliau bersabda : 

“ Tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan tali silahturahmi, kecuali Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kali hal: akan segera dikabulkan doa’anya, atau Allah akan menjadikannya tabungan bu (pahala)  di akhirat kelak, atau dengan do’a itu Allah akan menjauhkannya dari kejelekan yang setara dengan do'anya”

 mereka berkata: “kalau begitu kami akan memperbanyak do’a". Nabi saw. Menjawab : 

“apa yang dimiliki Allah lebih banyak. “ (HR. Ahmad) 


Doa ada dua macam : 

1) Doa ibadah, seperti shalat dan puasa. 

2) Doa permintaan dan permohonan. Manakah amalan yang lebih utama? Apakah membaca al-qur’an yang lebih utama, ataukah berdzikir? Atau berdoa dan memohon kepada Allah? 


Secara umum, membaca Al-Qur’an adalah amalan yang paling utama, kemudian dzikir dan pujian, kemudian do’a dan permohonan. Namun terkadang amalan tidak begitu utama, dalam kondisi tertentu menjadi lebih utama dari amalan yang diutamakan. Contohnya : berdo’a pada hari arifah lebih utama dari utama pada membaca Al-Quran, dan menyibukkan diri dengan membaca dzikir yang ada tuntutannya dari Nabi saw setelah shalat fardhu lebih utama daripada membaca Al-Qur’an. 


Sebab-sebab terkabulnya do’a ada yang bersifat zhahir,  ada pula yang bersifat batin. 

1.) Sebab-sebab zhahir : didahului dengan amalan-amalan shalih, seperti: sedekah, wudhu, shalat, menghadap ke kiblat, mengangkat kedua tangan, memuji Allah swt,  berdoa dengan menggunakan asma dan sifat Allah. Memanfaatkan sebaik mungkin waktu-waktu khusus yang memiliki keutamaan terkabulnya do’a, waktu-waktu khusus ini diantaranya: pada setiap hari , yaitu sepertiga malam terakhir ketika Allah swt. Turun ke langit dunia, antara adzan selesai shalat fardhu, ketika khatam Al-Qular’an, ketika mendengar ayam berkokok, ketika dalam perjalanan, do’a orang yang terdzolimi, do’a orang yang dalam kesulitan, do’a seorang ayah untuk anaknya, do’a orang seorang mu’min untuk saudaranya, ketika dalam perjalanan.


 Pada setiap pekan, Hari Jum’at, terutama pada saat-saat terakhirnya. Pada bulan-bulan tertentu, bulan Ramadhan di saat berbuka dan sahur, malam lailatul qadar, dan hari arafah.  Pada tempat-tempat yang mulia, di semua masjid, di ka’bah terutama di Multazam, di maqam Ibrahim ‘alaihissalam, diatas bukit shafa dan marwah, dii arafah, musdalifah dan muna pada musim haji, ketika minum air zam-zam dll. 


2.) Sebab-sebab batin : 

sebelum berdo’a dengan mendahulukan taubat yang benar, mengembalikan hak-hak orang, memperbaiki makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal, hendaknya dari usaha yang halal, memperbanyak ketaatan, menjauhi hal-hal yang diharamkan, menjaga diri dari perkara syubhat dan syahwat. Ketika berdoa menghadirkan hati, harapan yang kuat, berserah diri kepada Allah swt. Merendahkan diri di hadapan-nya, terus menerus meminta,menyerahkan segala urusan kepada-Nya, dan tidak berpaling sedikitpun kepada selain-Nya dan yakin akan terkabulnya doa. 


Seseorang yang berdo’a disunatkan secara tertib melakukan hal-hal berikut: 

1.) Bertahmid dan memuji Allah swt.

 2.) Bershalawat kepada Nabi saw. 

3.) Bertobat dan mengakui bahwa ia berdosa.  4.) Bersyukur kepada Allah swt. Atas segala nikmat-nya.

  5.) Memulai berdoa dan berusaha membaca do’a-do’a yang lengkap dan yang diajarkan oleh Rasulullah saw.  Dan salaf.  

6.) Mengakhiri do’a dengan bershalawat kepada Nabi saw.


Oleh : Hibatul Ulya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar