Kepemimpinan Wanita dalam Perspektif NU
Sebagai bentuk emansipasi, sebagai wanita yang kreatif dan produktif, sejak awal ormas perempuan NU senantiasa memberdayakan anggotanya (wanita) dalam wadah organisasi. Bentuk kegiatannya seperti pelatihan, training, kursus keterampilan dan lain-lain.
Sebagai ormas, wanita NU mempunyai arah perjuangan yang senantiasa ingin memajukan kaum wanita, terbukti sekarang banyak pengurus muslimat, Fatayat dan IPPNU yang sudah mendapatkan gelar sarjana, master bahkan doktor.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kongres Muslimat NU dan Fatayat NU ke 13 di Kaliurang Yogyakarta tanggal 13 Juli- 4 Agustus 1995 menyatakan bahwa, "Landasan perjuangan kader Wanita NU" adalah:
Pertama, untuk memberikan hak yang sama kepada kaum wanita. Wanita dan laki-laki adalah hamba Allah yang mempunyai status sama dan setara. Keduanya senantiasa untuk menegakkan syariat Islam agar terwujudnya komunitas negara yang subur, kaya dan penuh kedamaian. Yang membedakan keduanya hanya amal dan ketaqwaannya.
Kedua, antara laki-laki dan perempuan mempunyai kewajiban bersama dalam menegakkan syariah Islam dan mentaati segala yang diperintahkan Allah. Seperti, melaksanakan sholat,zakat, puasa, dan menganjurkan perbuatan baik serta melarang perbuatan yang hina.
Ketiga, perjuangan ormas wanita NU, menganjurkan untuk senantiasa menjaga persatuan, menjalin persaudaraan dan melarang permusuhan antar umat dan bangsa sendiri.
Sebagai kelompok sosial yang terwadasi di ormas wanita NU, mereka mempunyai dasar pengabdian untuk mewujudkan kemaslahatan diberbagai aspek kehidupan. Hal ini didasarkan pada kewajiban dan tanggungjawabnya sebagai hamba Allah. Selain itu tugas sebagai Kholifah dimuka bumi, ormas wanita NU mempunyai hal dan kewajiban untuk mengisi pembangunan negeri ini, agar tercapai cita-cita bangsa Indonesia dengan masyarakat yang berkeadilan, berdemokrasi dan masyarakat yang sejahtera.
Oleh : CAJ
Sumber: Kepemimpinan Perempuan dalam Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar