PRAM
Pramodya Anata Tour lahir pada tahun 1937 di Blora, sejak kecil sudah terbiasa membaca dan menulis. Banyak karya Pram yang diterbitkan diberbagai penjuru dunia, akan tetapi banyak juga yang hilang belum sempat diterbitkan.
Eksentrik, pemimpi dan idealis itulah sosok Pram, sastrawan yang mengalahkan diri sendiri dan dapat membangun kebiasaan baru dengan bebas. Pemikiran yang digunakan Pram dengan sudut pandang teori sastra, sosiologi ataupun filsafat tertentu. Kepercayaan terhadap sifat ketuhanan yang luhur, kemudian kemanusiaan, selanjutnya kebangsaan, serta kerakyatan, terakhir bangsa Indonesia.
Pram pada kala itu di pulau buruh dalam coup 65, yang kemudian mendapatkan Amnesti Internasional. Karya besar lahir dari masalah besar dan seniman sastra yang besar juga tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang menggaji. Pada saat kekuasaan militer waktu itu mengkekang kebebasan dan juga keadilan manusia dalam hak-haknya. Meneliti hidup itu hak pribadi, pengarang adalah manusia waras yang biasa berkarya dengan kesetiaan total. Keyakinan Pramodiya melahirkan kepercayaan diri menjadikan pesan kesan sebuah komentar pulau derita yang gembira.
Sebuah nama sebuah sejarah ketika yang dia lawan adalah kelemahan dan keterbelakangan bangsanya itu. Pram sejak tahun1949 mempunyai nama samaran waktu malang melintang seperti, P.A Toer, Pram A.Toer, Pramoedya A.T, dan Pr. A’Toer. Dalam tugas nasional yang berideologi dan berfungsi membangkitkan bangsanya. Karena apa yang ditulis pengarang adalah cermin, barometer dan keadaan lingkungannya.
Oleh : Ahmad Effendi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar