Source img : Google Siapapun bisa menulis puisi! |
Akhadiah dalam bukunya Menulis (1996) mengemukakan bahwa menulis ialah suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai perantaranya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna. Dalam komunikasi tertulis ini paling tidak terdapat tiga unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, saluran atau perantara tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang bersifat tidak langsung bertatap muka dengan orang lain yaitu, orang yang menerima pesan tertulis tersebut. Semua orang bisa menulis, karena menulis merupakan keterampilan yang dapat dilatih, sehingga bahasa tersebut dapat terlihat ekspresif dan teratur. Salah satu kegiatan menulis yaitu, menulis puisi. Puisi berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran pengarangnya. Namun, harus diakui bahwa untuk memahami isi yang terkandung didalamnya lebih sulit karena bentuk puisi biasanya menggunakan kata-kata kias atau perlambangan dan kata-kata padat. Karena itu, untuk memahaminya diperlukan kecerdasan dan kepekaan pembaca untuk menafsirkan kiasan atau perlambangan yang digunakan penyair. Sebuah karya seni disebut puisi jika: (1) Didalamnya mengekspresikan pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang puitis. (2) Berfokus pada masalah yang ingin disampaikan dengan cara penyampaian penyair sendiri. (3) lebih mengedepankan efek emosional daripada intelektual. (4) Memanfaatkan unsur musik atau bunyi berupa rima dan irama. (5) Menyalurkan sugesti atau motivasi kepada pembaca atau pendengarnya/ berpengaruh. Jika kita melihat kedalam isi sebuah puisi, puisi dibagi menjadi 3 jenis: • Puisi epik/ puisi naratif, yang didalamnya menceritakan sebuat cerita dalam bentuk puisi. Puisi jenis ini berisi tentang cerita kepahlawanan, tokoh kebangsaan, masalah surga, neraka, Tuhan, dan kematian. • Puisi lirik, bersifat objektif/ personal. Didalamnya menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dalam dirinya. Puisi jenis ini meliputi elegi, hymne, ode, epigram, humor, pastoral, idyl, satire, dan parodi. • Puisi dramatik, bersifat objektif dan subjektif. Dalam puisi ini seolah-olah penyair bercerita melalui tokoh lain sehingga terbentuk seperti dialog. Sedangkan berdasarkan kata-kata didalam puisi, puisi dibagu menjadi 2: • Puisi Prismatis, yaitu puisi yang menggunakan kata-katayang sulit dipahami maknanya seperti menggunakan lambang atau kiasan. • Puisi Diaphan, yaitu puisi yang kata-katanya sangat terbuka, puisi ini tidak menggunakan kiasan tetapi memilih kata-kata sehari-hari yang mudah dipahami. Oleh: Hafidah Hibatul Ulya Sumber: Jurnal pascasarjana Ump 2014 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar