Kajian Rutin bersama Ustadz. Muhammad Hamzah, S.Pd.I |
Kamis, 18 februari 2021 - klikmedia9.com, Kajian Kitab Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin karya Hadrotussyeikh Hasyim Asy’ari, yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Hamzah S.Pd.I berjalan seperti biasanya, yaitu malam jumat bertempat di Rumah Baca Kolong Langit.
Kali ini kajian yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Hamzah S.Pd.I mengangkat tema tentang Mukjizat Nabi SAW. Banyak sebetulnya jika kita berbicara soal mukjizat Nabi SAW, dan salah satu mukjizat yang dibahas kali ini adalah soal doa. Mukjizat doa Nabi SAW adalah doa yang pasti dikabulkan oleh Allah SWT, namun perlu digaris bawahi juga bahwa sebetulnya tidak semua doa Nabi SAW itu dikabulkan oleh Allah SWT, tentu itu menjadi tanda pengecualian bahwa doa tersebut bukanlah yang termasuk sebagai mukjizat dan hal tersebut mempertegas pula bahwa Nabi SAW adalah seorang manusia.
Ungkapan “manusia tidak ada yang sempurna” sudah jelas menjadi postulat bagi umat Islam dunia, maka wajar ketika ada doa-doa Nabi SAW yang tidak terkabulkan oleh Allah SWT. Jika doa Nabi saja ada yang tidak terkabulkan, lantas bagaimana dengan doa-doa kita sebagai manusia awam?, itu pertaanyaan yang seharusnya muncul dalam benak hati setiap orang. Tetapi hikmah yang dapat kita petik dari pemahaman tersebut tentu menambah keyakinan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT.
Dalam Kitab karya Hadrotussyeikh tersebut dijelaskan banyak sekali mukjizat-mukjizat doa dari Nabi SAW, beberapa mukjizat doa terangkum dibawah ini;
Pertama, adalah doa Nabi SAW untuk sahabat Anas Bin Malik. Ibunya datang kepada Nabi SAW dan berkata : “Wahai Rasulullah ini adalah Anas, anak yang cerdas dan mau membantumu”. Kemudian Anas diserahkan kepada Nabi SAW dan Beliau pun menerimanya. Ibunya pun memohon kepada Nabi SAW untuk mendoakan Anas, maka Nabi SAW pun berdoa untuknya, “Ya Allah perbanyaklah anak dan hartanya, serta masukkanlah dia ke dalam surga” dalam riwayat lain, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dosanya”. Anas berkata, “Demi Allah hartaku sangat melimpah, sampai kurma dan anggurku berbuah dua kali dalam setahun. Jumlah anak-anak dan cucuku mencapai seratus.” dalam riwayat lain seratus enam. Dalam riwayat lain juga disebutkan dari anak perempuannya Aminah, mengabarkan tentang anak beliau yang mati dan dikuburkan saja itu mencapai 120 anak. Berkat do’a Nabi SAW ia menjadi sahabat yang paling banyak anaknya serta paling panjang umurnya, dan paling akhir meninggal dunia.
Kedua, adalah doa Nabi SAW untuk mulianya Islam. Doa ini dikabulkan oleh Allah SWT ketika Islam dipimpin sahabat Umar bin Khatab, dijelaskan oleh Ustadz Muhammad Hamzah S.Pd.I, bahwa semasa Islam dipimpin oleh sahabat Abu Bakar dakwah Islam cenderung terlihat sembunyi-sembunyi dan terlalu lemah lembut, maka tak jarang orang-orang kafir menganggap remeh umat Islam. Sehingga tiba saatnya Allah SWT mengabulkan doa Nabi SAW yaitu ketika muncul tokoh bernama Umar bin Khatab yang terkenal mempunyai karakter tegas dan keras tertarik masuk Islam dan bersyahadat. Akhirnya setelah kepemimpinan Abu Bakar kemudian dilanjutkan oleh sahabat Umar bin Khatab, dakwah islam dilakukan dengan terang-terangan (tidak sembunyi-sembunyi) yang membawa Islam menjadi lebih disegani dan dimuliakan karena mereka yang ingin menghalangi dakwah Islam tidak berani menghadapi sahabat Umar.
Ketiga, adalah doa Nabi SAW untuk sahabat Khudzaifah. Diceritakan bahwa waktu itu sahabat Khudzaifah bersama sahabat-sahabat yang lain sedang dalam situasi peperangan, dan kondisi peperangan itu dibarengi dengan adanya cuaca ekstrem yang membuat sahabat-sahabat merasakan dingin yang begitu dahsyatnya. Disisi lain Nabi SAW memerintahkan kepada beberapa sahabat untuk menjadi telik alias mata-mata dan turun kembali ke medan peperangan, namun para sahabat merasa ragu dengan kondisi cuaca ekstrem yang sangat mungkin membuat mereka mati. Bahkan Nabi SAW sampai memberikan tawaran surga bagi sahabat yang berani turun menjadi mata-mata, namun tetap saja sahabat-sahabat masih lebih takut mati daripada masuk surga. Akhirnya diputuskan oleh Nabi SAW untuk menunjuk dan memerintahkan dengan paksa sahabat Khudzaifah, yang kemudian dijalani dengan hati ikhlas dan yakin atas perintah Nabi SAW. Bersamaan dengan perginya Khudzaifah sebagai mata-mata, Nabi SAW pun mendoakan supaya Khudzaifah tidak merasa kedinginan sebab cuaca ekstrem tersebut, dan betul bahwa akhirnya Khudzaifah selamat dari cuaca ekstrem.
Keempat, adalah doa Nabi SAW untuk Abdurrahman bin Auf supaya kaya. mungkin kebanyakan kita hanya mengenal Beliau sebatas sahabat yang kaya raya dan dermawan saja, namun kita kurang mengetahui tentang latar belakang Beliau. Memang Nabi SAW pernah mendoakan Abdurrahman bin Auf supaya kaya, namun ada sisi lain yang seharusnya kita teladani dari sosok sahabat tersebut bahwa Abdurrahman bin Auf selain mendapat dukungan doa dari Nabi SAW Beliau juga berikhtiyar melalui karir bisnisnya. Jadi kekayaan yang dimiliki sahabat Abdurrahman bin Auf tidak semata-mata hanya mengandalkan doa Nabi SAW melainkan juga buah usahanya sendiri menjadi seorang pembisnis ulung. “ada doa ada pula usahanya, jadi keduanya harus sama-sama dimaksimalkan” begitu kata Ustadz Muhammad Hamzah S.Pd.I.
Kelima, adalah doa Nabi SAW untuk Ts’alabah, si merpati masjid. Alkisah hiduplah seorang muslim dari kalangan Anshar bernama Ts’alabah. Ia dan sang istri hidup dalam kemiskinan. Walau demikian, Ts’alabah merupakan sosok yang rajin beribadah dan enggan meninggalkan satu shalat pun. Dirinya bahkan mendapat julukan hamamatul masjid atau merpati masjid lantaran sering menetap dan itikaf di masjid. Namun lama-kelamaan Ts’alabah merasa tak kuat hidup dalam kemiskinan sehingga memohon kepada Nabi SAW untuk mendoakan supaya dirinya diberikan rejeki yang cukup. Karena perasaan iba dan terenyuh maka Nabi SAW lantas mendoakan. Hari berlalu dan dua ekor kambing Ts’alabah pun berkembang biak dengan pesat. Ts’alabah pun mulai sibuk merawat dan mengembangbiakkan kambingnya tersebut. Karena ketekunan usahanya tersebut, Ts’alabah berhasil menghasilkan ribuan kambing. Bahkan saking banyaknya disebut-sebut mampu mengisi dua lembah gunung. Sayangnya, Ts’alabah yang semakin sibuk pun perlahan meninggalkan shalatnya. Sampai-sampai atas keprihatinan Nabi SAW, kemudian Beliau meminta agar harta milik Ts’alabah diambil kembali oleh Allah SWT. Sehingga betul seketika Ts’alabah kembali jatuh miskin.
Dalam konteks kisah terakhir Ustadz Muhammad Hamzah S.Pd.I menarik satu kesimpulan bahwa “sukses (kaya) bukanlah tujuan melainkan jalan, dan tujuan seharusnya adalah kesempurnaan”.
Demikian rangkuman kajian dari Kitab Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin tentang mukjizat doa Nabi SAW karya Hadrotussyeikh Hasyim Asy’ari, yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Hamzah S.Pd.I. Semoga dari kisah-kisah tersebut kita mampu mengambil hikmah dan pelajaran. Amiin.
Wallahu A’lam bishawab..
Oleh : Ahmad Kamal (Kontributor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar