Pikiran berputar bagai rotasi bumi.
Hingga menjadikan bagian seperti tata surya.
Hati berucap tak bersuara.
Mengucapkan entah aku pun tak mengerti.
Sampai, aku menemukan tubukku duduk berpandangan kosong.
Aku melihat nya kasihan.
Seperti tak punya tujuan.
Raut wajahnya muram, merenung, sedih, dan bercampur aduk menjadi satu tak karuan.
Aku ingin menyentuh dan menenangkannya.
Tapi, percuma karna kita terbatas oleh ruang dan waktu.
Mungkin retisalya nya yang menyebabkan semua ini.
Ah, tak mungkin itu hanya presepsiku.
Cahaya entah dari mana datang menghampiri tubuhku.
Memeluk sejuk hingga senyum itu terlihat.
Dia tersadar tak sepenuhnya.
Menatap, menangis seperti rahsa itu hilang.
Kini mulai berubah karena tersadar.
Oleh : Annisa INA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar