Pahit
Di tengah siut kering ilalang.
Udara menampik serunai angin.
Menjelma gemetar lembah.
Dalam hening bunga-bunga.
Sungguh riuh musim berkicau.
Menggetarkan dawai dawai hujan.
Sebelum cinta dijatuhkan.
Sebagai nyanyian kekal cuaca.
Suara itu masuk menelusuri gendang telingaku.
Tertanam tepat di pikiran.
Tersentak dengan lontaran keras dari kalbu.
Menjadikan hancur tak berdarah.
Terpendam jauh sudah tanpa ada yang menariknya.
Melalui itu sadar mulai tumbuh.
Menjadikannya sesuatu yang mungkin setiap insan menolak.
Mungkin riang tak suka.
Semoga bisa menjadikan kebaikan nya.
Tanpa tertusuk duri mawarmu.
Wahai jiwa fana
Oleh :Annisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar