Klikmedia9.com - Perjuangan menegakkan keadilan bagi hak-hak perempuan adalah perjuangan yang telah lama dimulai. Dalam Islam sendiri, banyak figur yang telah menjadi teladan dalam berkiprah dan bergerak untuk memperjuangkan hak tersebut.
Siti Hajar (Ibunda Nabi Ismail AS) seorang pejuang hidup dan pengembara yang sangat tegar. Ratu Balqis pemimpin negeri Saba' yang adil dan bijaksana serta senang bermusyawarah dengan rakyatnya. Siti Maryam (Ibunda Nabi Isa AS) seorang perempuan yang di pilih Allah dan dijadikan sebagai bibit "Sang Penggerak" reformasi kehidupan melalui putra nya Nabi Isa AS, anak yang diasuh, dikandung, dan dikadernya. Siti Asyiah (Istri Fir'aun) yang tegar menjaga iman dan moralitas dari pengaruh suami dan masyarakat sekitar nya, serta berperan sebagai kunci penyiapan Nabi Musa kecil sebagai kader pembebasan Bani Israil. Siti Khadijah binti Khuwailid yang berjuang keras membela ajaran keadilan dan pembebasan perempuan yang dibawa suaminya, Nabi Muhammad SAW dan menjadi perempuan agung yang mengawal Nabi ketika berhadapan dengan kaum Quraisy. Tidak lupa pula, Siti 'Aisyah Ummul Mukminin yang dengan kemampuan intelektual dan ketangkasan fisiknya menjadi kader Nabi dalam meriwayatkan hadist dan pendidik ulama yang berhasil, bahkan pernah menjadi panglima perang dalam perang Jamal.
Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu pra maupun pasca kemerdekaan, banyak tokoh perempuan yang terlibat dalam perjuangan universal melawan kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan, serta kolonialisme Belanda. Sekedar mengingatkan memori kita, sebut saja ada Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, RA Kartini, Nyai Ageng Serang dan lain-lain. Masih banyak lagi tokoh perempuan yang secara pribadi maupun berjamaah berperan aktif memperjuangkan kehidupan yang lebih baik, beradab, dan berwawasan masa depan, setidaknya telah menampik anggapan yang minor terhadapnya posisi dan kapasitas perempuan.
Jika dalam sejarah masa lalu begitu penting dan strategis peran tokoh-tokoh perempuan, maka bagaimana dengan sejarah masa kini dan masa depan, apakah perempuan masih memegang peran strategis itu? Ini adalah pertanyaan besar dan melalui pertanyaan inilah gerakan perempuan di masa kini atau di masa yang akan datang akan terlihat, bergerak dan menentukan kapasitas nya di berbagai sektor. Kalau dulu kaum perempuan telah banyak menorehkan prestasi dan dicatat dengan tinta emas sejarah, apakah pengalaman heroik dan menakjubkan tokoh-tokoh perempuan akan terulang di masa kini atau malah akan tergulung oleh kabut sejarah yang kelam? Ini adalah salah satu PR yang harus di jawab perempuan-perempuan masa kini.
Oleh : Tim Redaksi (AA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar