Dalam waktu senja ku ukir sebuah asa
Hembusan angin yang mengalir bagaikan oase yang menyejukkan jiwa
Biru langitmu melukiskan keindahan pesona alam semesta
Burung mulai mengepakkan sayapnya dalam diam
Menerbangkan sebuah goresan menyayat hati
Awan dilangit seakan berbicara
Menuai luka menganga dalam hitungan sajak lagu
Lampu hias mulai melupakan sajak sang fajar
Warna jingga langit menghiasi angkasa
Ribuan bintang mengempakkan sayap dalam keheningan malam
Sang bulan menghiasi hitamnya kegelapan
Pohon akasia yang meredupkan sinar terangnya
Daun daun yang telah terjatuh
Ku tanya apakah ia pernah membenci angin?
Lampu hias mulai merebakkan bau harum dalam kesunyain
Lautan luas mengalir bagaikan dedaunan yang terjatuh
Jatuh dan tak berdaya namun tak pernah membenci sang angin
Ketika gelap malam datang menerpa
Hujan angin mulai menyapa sang fajar dalam diam
Rintikan air mata membasahi jiwa yang gersang
Kasih sayang tiada usai
Merebak bagaikan suara bunga mawar yang merekah
Keindahan yang tercipta darimu
Laksana suara merdu alunan simfoni
Mengalun lembut bagaikan kapas yang berserakan
Putih bersih nan suci
Bagaikan ombak yang menggulung karang di lautan luas
Menyapa senja dalam keheningan yang tercipta
Indah bagai batu pualam yang mengapung
Darimu aku belajar arti kesabaran
Engkau telah mengajariku arti sebuah ketulusan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar