Ini Alasan Arab Saudi Menjadi Pusat Ajaran Wahabi Hingga Sekarang - Klik Media 9

Breaking

Rabu, 02 November 2022

Ini Alasan Arab Saudi Menjadi Pusat Ajaran Wahabi Hingga Sekarang

 

Wahabi.

klikmedia9.com - Akhir-akhir ini masyarakat tengah ramai memperbincangkan paham Wahabi yang berasal dari Arab Saudi. Hal ini disebabkan setelah PBNU meminta pemerintah untuk membuat regulasi larangan penyebaran paham Wahabi itu di Indonesia.

 

Di Indoneisa sendiri, PBNU menilai kelompok yang mengikuti paham ini sering menuding bid'ah hingga sering mengkafirkan tradisi keagamaan  yang dilakukan oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. Sehingga kerap sekali terjadi perdebatan di kalangan masyarakat Indonesia.

 

Wahabi merupakan ajaran yang disebarkan oleh Muhammad bin Abdul  Wahhab pada abad ke-18 yang bertepatan dengan berdirinya Kerajaan Saudi.  Muhammad bin Abdul  Wahhab merupakan seorang teolog Muslim yang lahir pada 1703 di Nadj, sisi timur Arab Saudi.

 

Ketika di masa pengembaraannya ke berbagia daerah untuk menuntut ilmu, Muhammad bin Abdul  Wahhab menemukan tragedi  penyimpangan ajaran Islam. Penyimpangan tersebut berupa praktik bid’ah, syirik dan khurafat. Sedangkan bid’ah sendiri yaitu mengadakan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dalam Islam, dan diebntuk sendiri oleh manusia atau budaya di suatu daerah.

 

Beberapa ajaran pokok Wahabi diantaranya:

1.       Menyembah hanya kepada Tuhan, selain Allah itu musyrik.

2.       Mengembalikan orang Islam dari kepercayaan kepada Syeikh, Wali atau kekuataan gaib kepada ajaran Tauhid.

3.       Menyebut nama Nabi, Syekh atau malaikat dalam doa termasuk musyrik .

4.       Meminta syafaat kepada selain Tuhan juga termasuk musyrik Bernadzar selain kepada Tuhan termasuk menyekutukan Tuhan.

5.       Paham Wahabi memiliki pemikiran yang tertuju dengan berpegang teguh pada kemurnian atau purifikasi Islam ke bentuk asli teks Al-Qur'an dan Hadist.

6.       Wahabi mengajarkan ide-ide radikal terkait reformasi agama yang konservatif dengan aturan moral yang ketat.

7.       Wahabi mencirikan diri sebagai muwahhidn atau unitarian, yang keduanya merupakan istilah dari penekanan pada keesaan mutlak Tuhan atau Tauhid.

8.       Pengikut Wahabi menolak apapun tindakan yang dianggap menyiratkan kemusyrikan.

 

Seperti yang dikatan oleh Menk Polhukam, Mahfud MD, menilai paham Wahabi dan salafi tidak cocok dengan tradisi Islam yang ada di Indonesia.

 

Selain itu, di kota Diriyah, Abdul Wahhab merealisasikan gagasan Saudi ke bentuk Islam yang murni bersama dengan Muhammad bin Saud. Muhammad bin Saud adalah seorang politikus, yang pada akhirnya mau berkoalisi dengan Muhammad bin Abdul Wahab untuk mencapai kepentingan politiknya sendiri.

 

Muhammad bin Saud mendukung Wahabi, asalkan Muhammad bin Abdul Wahab tidak mengganggu kebiasaannya mengumpulkan upeti tahunan dari penduduk Diriyah. Berkat dukungan dan lindungan Muhammad bin Saud, ajaran Wahabi semakin berkembang pesat .  Pada tahun 1773, Muhammad bin Abdul Wahab bersama para pengikutnya dapat menduduki Riyadh dan menyebarkan pemikirannya.

 

Oleh karena itu, para ahli sejarah beranggapan bahwa berkembangnya ajaran Wahabi tidak dapat dilepaskan dari berdirinya Kerajaan Arab Saudi, yang masih eksis hingga sekarang.  Pasalnya, koalisi tersebut juga membuat pengaruh Muhammad bin Saud semakin kuat dan kemudian mendirikan negara Arab Saudi.

 

Doktrin Wahabi yang sangat konservatif, keras, dan kaku dipicu oleh pemahaman keagamaan yang mengacu dari bunyi harfiah teks al-Qur’ann dan hadis. Hal ini menjadikan Wahabi sangat menolak tradisi dan menganggap orang-orang yang tidak sepemahaman sebagai orang kafir dan murtad atau keluar dari Islam.

 

Pada awalnya, Muhammad bin Abdul Wahab menyebarkan pemikirannya di kota Basrah, tetapi tidak diterima oleh masyarakat Basrah dan diusir karena dianggap sesat oleh sebagian ulama di sana. Tidak hanya itu, bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ditentang oleh ayahnya sendiri, Abdul Wahab, dan saudaranya, Salman bin Abdul Wahhab.


Tim Redaksi : Taqiya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar