Apa Itu Isra' Mi'raj ? Ini Penjelasan Pengertian, Perjalanan, Ayat dan Tujuannya - Klik Media 9

Breaking

Jumat, 17 Februari 2023

Apa Itu Isra' Mi'raj ? Ini Penjelasan Pengertian, Perjalanan, Ayat dan Tujuannya

 Isra Mi'raj adalah dua perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam. Acara ini merupakan salah satu acara terpenting bagi umat Islam. Karena dalam konteks ini, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk shalat lima waktu siang dan malam.

 

Source: Pixabay


Isra Mi'raj terjadi pada periode terakhir Nabi di Mekkah sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. Menurut Al-Maudud dan kebanyakan ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum Hijrah, yaitu. 620-621 M Menurut Al-Allamah al-Manshurfur, Isra Mi'raj terjadi pada malam tanggal 27 Rajab tahun ke-10 Nabi dan ini populer.


Namun, Syaikh Syafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pernyataan tersebut dengan alasan Khadijara meninggal di bulan Ramadhan tahun ke-10 Nabi, yaitu dua bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu tidak ada paksaan untuk sholat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan enam pendapat tentang waktu Isra Mi'raj. Tapi tidak ada yang pasti. Oleh karena itu, tidak diketahui secara pasti kapan Isra Mi'raj terjadi.
Isra' Mi'raj adalah perjalanan suci dan bukan sekadar "wisata" biasa bagi Nabi. Peristiwa ini menjadi perjalanan sejarah dan titik balik kebangkitan dakwah Nabi Muhammad.

 

John Renerd dalam "In the footprints of Muhammad:
Memahami pengalaman Islam' sebagaimana pernah dikutip oleh Azyumardi Azra mengatakan bahwa Isra Mi'raj merupakan salah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam riwayat hidup Rasulullah SAW, setelah perjalanan Hijrah dan Haji Wada. Menurutnya, Isra Mi'raj benar-benar sebuah perjalanan heroik untuk mencari kesempurnaan dunia spiritual. Jika hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 662 M merupakan awal sejarah Islam atau perjalanan Haji Wada yang menandai kekuasaan Islam atas kota suci Mekkah, maka Isra Mi'raj adalah puncaknya. perjalanan hamba (al-abd) menuju pencipta (al-Khalik). Isra Mi'raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan spiritual (Insan Kamil). Jadi perjalanan ini, menurut para sufi, adalah perjalanan yang dimulai dari bumi yang paling rendah sampai ke langit yang tinggi.

 



Ini adalah perjalanan yang didambakan oleh setiap praktisi tasawuf. menurut Dr Jalaluddin Rakhmat adalah salah satu momen terpenting Isra Mi'raj ketika Nabi SAW Allah 'bertemu' SWT. Saat itu Rasulullah dengan penuh hormat mengucapkan: “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala kehormatan, kemuliaan dan keagungan hanya milik Tuhan”. Allah SWT pun berfirman: “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.


Selain itu, Seyyed Hossein Nasr mengungkapkan dalam buku Muhammad Kekasih Allah (1993) bahwa pengalaman spiritual Nabi SAW selama Mi'raj mencerminkan sifat spiritual dari sholat harian yang dilakukan oleh umat Islam. Dalam arti tertentu, shalat adalah mi'rajnya orang-orang beriman. Jadi kalau kita tarik benang merahnya, perjalanan Nabi SAW itu ada beberapa episode. Peristiwa Isra Mi'raj terbagi menjadi dua peristiwa yang berbeda. Di Israel, Allah SWT “memindahkan” Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Kemudian pada Mi'raj Nabi Muhammad SAW diangkat ke surga ke Sidratul Muntaha, tempat yang paling tinggi. Di sini Nabi menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan shalat lima waktu.

 

Ada beberapa pertanyaan seputar peristiwa Isra' Mi'raj. Salah satunya, dalam hal ini mengapa Nabi diutus ke Masjidil Aqsa? Mengapa Anda tidak langsung pergi ke surga? Setidaknya ada hikmahnya.

 

Pertama, bahwa nabi Muhammad adalah satu-satunya nabi dari kelompok Ibrahim Amerika yang berasal dari Amerika dari Ismail, sedangkan nabi-nabi lain dari kelompok Ishaq berasal dari Amerika. Ajaran lainnya adalah bahwa nabi Muhammad berdakwah di Mekkah sedangkan nabi lainnya berdakwah di seluruh Palestina. Jika dibiarkan, orang lain akan menuduh Muhammad SAW yang tidak ada sangkut pautnya dengan “kelompok” Ibrahim dan merupakan sempalan. Bagi kami umat Islam, kami tidak melihat orang ini menurut asalnya, tetapi menurut ajarannya.

 

Kedua, Allah ingin menunjukkan kepada Nabi SAW beberapa tanda kebesaran-Nya. Dalam Al-Qur'an An Najm ayat 12 terdapat kata dalam bahasa Arab "Yaro" yang berarti "kesaksian langsung". Berbeda dengan kata Syahida yang berarti “melahirkan tetapi tidak”.

 

 

Penulis: Ihsan Faisal (Kemenag RI)

Editor : Takiya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar